Ice Cream Boy...
Oleh: Leona Augustine
Le
Monde Cafe. Selena sudah nggak asing lagi dengan nama kafe itu. Selalu dilewatinya
kalau sedang hang out bareng teman
sekolahnya. Letaknya di kawasan pusat hiburan, berjajar dengan kafe-kafe lain yang menjamur disekitarnya. Nggak tahu
kenapa Selena selalu tertarik ingin masuk kesitu. Tapi tak pernah kesampaian.
Ada saja alasan teman-temannya menolak untuk masuk kesana. Mahal lah! Terlau
sepi lah...!Bukan tempat anak muda lah...! Hhhh...Pengen masuk sendiri tapi tengsin
plus grogi. Padahal satu yang dari dulu menarik perhatiannya...display es krimnya sungguh menggoda!
Sebagai penggemar es krim, nggak heran kalau Selena ngiler benerrrr...Sementara
ia hanya bisa puas meliriknya dari balik kaca etalase.Uhh....
Kali
ini mungkin saatnya Selena harus menuntaskan rasa penasarannya untuk mencicipi
es krim di kafe yang elegan itu. Hujan sudah reda, tapi rintik-rintik gerimis
masih tersisa di langit Bandung. Bodo amat, apa kata orang. Biar cuaca sedang
dingin tapi tekadnya sudah bulat.
“Selamat
datang, silahkan dilihat menunya...Anda bi...”belum sempat waiter bertubuh jangkung itu selesai menawarkan menu, Selena
langsung menyambar.
“Saya
pesan es krim-es krim yang terlezat disini...”
“Ehhh...semua??
Bagaimana kalau Cheesy Blueberry Ice
Cream with Hazelnut Topping dan Choco Nutty Kiss Ice Cream?Patut dicoba!”si waiter memberi opsi.
“Ok...”jawab
Selena pasrah.
“Just a minute, Miss...”ucap pelayan
berlalu sambil melempar senyum hangat. Hey, lumayan juga, pikir Selena.
Suasana
kafe itu ternyata lebih nyaman daripada apa yang tampak dari luar. Lampu- lampu
yang temaram cukup menciptakan suasana rileks. Musik yang diputar jenis jazz
dan musik pengiring dansa. Lembut menghanyutkan. Selena terpekur membayangkan
seandainya Josh yang sedang studi di Singapura ada bersamanya. Ah tapi sudah
tidak mungkin. It’s over! Selena
tidak akan pernah memaklumi long distance
relationship. Pasti akan ada penghianatan. Itu sudah harga mati!
“Cheesy Blueberry Ice Cream with Hazelnut
Topping dan Choco Nutty Kiss Ice Cream...sudah siap...”pelayan
datang membawa pesanan Selena.
“Terima
kasih...” ucap Selena. Pelayan itu mengangguk dan berlalu.
Selena
sudah tidak sabar menyendokkan es krim yang tampak padat dan nikmat itu ke
mulutnya. Saat sendokan pertama masuk ke mulutnya matanya beradu dengan
sepasang mata yang duduk berjarak dua meja darinya. Selena sedikit kaget,
pasalnya dari tadi yang ia tahu hanya ada enam pengunjung di kafe itu. Sepasang
kekasih yang menempati kursi di sudut kanan. Juga tiga orang lelaki muda yang
tampaknya sedang melepas penat sepulang bekerja. Sisanya hanya Selena seorang.
Bagaimana ia bisa tidak menyadari kehadiran cowok yang duduk di seberangnya?
Selena merutuki dirinya sendiri karena kebiasaan melamunnya akhir-akhir ini
makin parah saja. Sekilas cowok itu menyunggingkan senyum. Dada Selena
berdesir.
“Memang
kamu sanggup menghabiskan es krim ini sendirian?”cowok itu tiba-tiba mendatangi
meja Selena dan duduk di kursi di sampingnya. Lancang sekali, pikir Selena.
“Ya...tentu
saja”jawab Selena datar.
“Haha...”cowok
itu tertawa lirih. Seolah tertawa untuk dirinya sendiri.
“Kenapa??
Kamu ngetawain aku aku? Ada yang salah?”sungut Selena.
“Nggak
ada yang salah...wahai nona yang sedang patah hati...haha”
“Dasar
sok tau...kamu mabuk ya?”Selena membanting sendoknya dengan kesal.
“Jangan
marah...aku cuma menebak. Tapi sepertinya benar ya...?”
“Peduli
apa kamu? Itu kan bukan urusan kamu...!”
“Ya
itu menjadi urusanku ketika ada cewek duduk sendirian menikmati es krim di
udara dingin seperti ini...Cerita saja, jangan lama bersedih-sedih...”cowok itu
menatap kedua mata Selena. Selena menangkap sorot mata yang dingin namun entah
kenapa ia seperti terhipnotis untuk terus mendengarkan kata-kata cowok itu.
“Hmm...aku
cuma pengen mencicipi es krim disini, sudah lama banget aku pengen
kesini...tapi nggak ada satupun yang mau nemenin...Ini nggak ada hubungannya
dengan patah hati!”jawab Selena tajam.
“Well, es krim disini memang istimewa,
dibuat dari susu sapi berkualitas, kabarnya coklat dan buah- buahannya masih
diimpor dari Eropa...”jelas cowok itu.
“Kau
tahu banyak, pelanggan lama ya?”
“Ya,
dulu aku sering membawa pacarku kesini...Dia suka sekali memesan Choco Nutty Kiss Ice Cream seperti yang kamu pesan itu...”
“Dimana
dia sekarang? Kenapa tidak kau ajak dia?tanya Selena.
“Ah,
sudah nggak mungkin lagi...nggak mungkin...”Cowok itu tersenyum getir.
“Aku
ngerti kok...” Mungkin mereka sudah putus, pikir Selena.
“Kenapa
kamu suka es krim?”tanya cowok itu.
“Menurutku
es krim sudah menjadi bagian dari diriku...Sedih ataupun senang saat menikmati
es krim semuanya jadi terasa lebih baik...”jawab Selena dengan senyum
mengembang.
“Es
krim juga bisa menyampaikan perasaan kita ke orang yang kita sayangi...didalamnya
ada rasa manis seperti butiran cinta, ada dingin seperti kerinduan saat tak
bersamanya dan juga kelembutan seperti perasaan kita saat ada di
sisinya...”cowok itu menambahi dengan nada
serius.
“Wow,
ternyata kamu memiliki pandangan yang unik tentang es krim. Lalu apa perasaanmu
ketika es krimmu meleleh...sebelum kau sempat menikmatinya..?”tanya Selena
hati-hati agar maksud pertanyaannya tak diketahui cowok itu.
“Nikmati
saja eskrimmu, padat ataupun telah leleh mencair...bukankah hidup juga seperti
itu? Tak selalu sesempurna yang kita bayangkan...” Kata-kata cowok itu seperti menghujam dada Selena. Ia
rasa cowok itu tahu bahwa pertanyaan itu merujuk ke masalahnya dengan Josh.
Selena merasa malu.
“Kau
hanya perlu sedikit perjuangan untuk melindunginya sementara agar tetap padat,
sebelum kau bisa menikmatinya dengan gembira...Aku harus pergi sekarang.”Cowok
itu berdiri dan bergegas ke pintu keluar. Ia menoleh ke belakang sejenak
sebelum menghilang di balik pintu.
Selena
jadi teringat Josh. Kata-kata cowok itu ada benarnya juga. Hubungannya dengan
Josh harus diperbaiki segera. Masih ada
kesempatan dan harapan. Selena segera ingin pulang dan menelepon Josh. Segera
ia memanggil pelayan untuk meminta bill.
“Apa
Mbak baik-baik saja? Apa perlu saya hubungi keluarga atau teman Mbak?”kata
pelayan dengan nada khawatir setelah Selena selesai membayar bill-nya.
“Memang
kenapa?”tanya Selena heran.
“Sebelum
pulang tadi, pengunjung yang duduk di pojok kanan bilang ke saya kalau Mbak
bicara panjang lebar sendirian bahkan tertawa-tawa...Lalu saya perhatikan dari
jauh memang benar. Mungkin Mbak sedang lelah. Jadi saya bisa menghubungi
keluarga Mbak untuk menjemput kesini...?”jawab si pelayan. Selena bengong.
“Saya
tadi kan bicara dengan seorang cowok ...Apa Mas nggak lihat tadi? Katanya dia
sering kesini kok...”bela Selena dengan terbata-bata.
Pelayan
itu semakin bingung. Lalu seorang koki tua yang sedari tadi memperhatikan
percakapan Selena dengan pelayan itu keluar dari meja counter. Menunduk ia menghampiri meja Selena.
“Jangan
takut...namanya Thomas, dua tahun lalu meninggal tertabrak mobil di seberang
jalan itu...sesaat setelah menikmati es krim disini dengan pacarnya...”ujar si
Koki tua.
Darah
Selena membeku. Tiba-tiba pandangannya gelap seketika...
####End###
0 komentar:
Posting Komentar